Cerita Sex Pantai Membara
- Home
- Cerita ngentot
- Cerita Sex Pantai Membara
: Cerita Sex Pantai Membara – Kisah asmraku bisa dikatakan sangat tragis, wanita yang aku sukai selalu selingkuh dibelakangku. Tapi aku tak pernah berkecil aku selalu saja mencari wanita pengganti, dan aku selalu mendapatkan yang lebih dari yang sebelum-sebelumnya. Lebih dari segala aspek, baikwajah, tubuh, sampai hubungan Sex nya, selalu mendapatkan yang lebih itu mungkin yang membuatku tak pernah berkelana mencari wanita. Bahkan aku juga tak menolak jika aku hanya dijadikan pelarian saja yang penting aku bisa ngeSex dulu dengan wanitanya, kalau mau pergi setelah NgeSex ya silahkan saja. Cerita Sex
Cerita Sex Pantai Membara – Aku mempunyai teman yang mempunyai hubungan dengan kekasihnya sangat awet banget, aku sangat iri dengan temanku itu. Tapi aku juga ikut bahagia, biarlah aku saja yang mengalami kisah asmara yang sangat tragis ini, kalau bisa jangan merembet keteman-temanku. Yang penting dalamhidupku masih bisa merasakan Sex aku sudah tenang. Suatu malam aku sedang nongkrong dicafe aku melihat sosok temanku dari kejauhan, terlihat dia sedang beradu mulut dengan seorang laki-laki, yang aku kira itu adalah kekasihnya. Aku membiarkannya saja, tapi aku tetap mengawasinya saja dari kejauhan. Setelah beberapa lama mereka cek cok mulut terlihat temanku Ajeng itu marah dan keluar dari Cafe dengan sambil menangis. Aku yang sudah dari tadi mengawasinya tanpa menunggu lama aku langsung saja menghampirinya, dan kuajak dia langsung kemobilku. Cerita Sex Terbaru
Cerita Sex Pantai Membara – Perlu diketahui Ajeng ini masih sangat muda, umurnya baru 20 tahunan. Ajeng yang sudah berhubungan lama dengan kekasihnya itu mempergoki lakinya sedang bersama wanita lainnya dan Ajeng akhirnya memutuskannnya. Bersamaan dengan itu aku yang tak sengaja melihatnya kemudian aku langsung menghampirinya dan langsung menenagkan hatinya. Cerita Sex ABG
“Kenapa?”
“Lagi marahan aja.”
“Wah.., gawat nih.”
“Biarin aja.”
“Kenapa emangnya?”
“Dia ketangkap basah selingkuh dengan temanku, tapi tidak mengaku.”
“Perang, dong?”
“Aku marah! Eh dia lebih galak.”
“Dibalas lagi dong. Jangan didiemin aja.”
“Gimana caranya?” Tanyanya polos.
“Kamu selingkuh juga.” Jawabku asal-asalan.
“Bener?”
“Iya. Jangan mau dibohongin, cowok tu selalu begitu.”
“Lho, Mas sendiri cowok.”
“Makanya, aku tak percaya sama cowok. Sumpah, sampai sekarang aku tak pernah pacaran sama cowok. Hahaha.” Dia ikut tertawa.
Cerita Sex Pantai Membara – Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Ajeng meminta satu rokokku. Anak ini badung juga. Sambil merokok, dia tampak lebih rileks, kakinya tanpa sadar telah nemplok di dashboardku. Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang. Cerita Sex DaunMuda
Cerita Sex Pantai Membara – Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Ajeng tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya panjang. Tubuhnya indah. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Dadanya mengembang sempurna, tegak berisi. Tanpa sadar penisku bereaksi. Aku menyalakan tape mobilku. Ajeng memandangku saat sebuah lagu romantis terdengar. Cerita Sex Perawan
“Mas, setelah ini mau kemana?”
“Pulang. Kemana lagi?”
“Kita ke pantai saja yuk. Aku suntuk nih.” Katanya menghembuskan asap putih dari mulutnya.
“Ngapain”
“Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Aku males pulang jadinya. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian.”
“Ipet?”
“Pacarku.”
“Oh. Tapi tadi katanya ngantuk?”
“Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Hangat.
“Bolehlah.” Kataku, setelah berpikir kalau besok aku tidak harus pagi-pagi ke kantor. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Ajeng menuju arah utara. Ancol! Mana lagi pantai di Jakarta ini.
Cerita Sex Pantai Membara – Aku parkirkan mobil Kijangku di pinggir pantai Ancol. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Ajeng tadi. Sampai setengah jam kami hanya berdiam. Namun kami duduk telah semakin rapat, sehingga dapat kurasakan lembutnya tubuh yang ada di sampingku. Tiba-tiba Ajeng mencium pipiku.
“Terima kasih, Mas Dimas.”
“Untuk apa?”
“Karena telah mau menemani Ajeng.”
Cerita Sex Pantai Membara – Aku hanya diam. Menatapnya. Dia pun menatapku. Perlahan menunduk. Kunikmati kecantikan wajahnya. Tanpa sadar aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium bibirnya, lalu aku tarik lagi wajahku agak menjauh. Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan bergetar, begitu juga dengan bibirnya. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kami berciuman kembali. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Kami berdua pindah ke bangku tengah Kijangku. Aku cium kening Ajeng terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Ajeng terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya.
Cerita Sex Pantai Membara – Sesaat kemudian kaos itu telah kubuka. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Yang kiri lalu yang kanan.
“Mas Dimas, kamu tau saja kelemahan saya, saya paling nggak tahan kalo dijilat susu saya…, aahh…”.
Cerita Sex Pantai Membara – Aku pun sudah semakin asyik mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, sambil tanganku membuka mini skirtnya. Terpampanglah jelas tubuh telanjang gadis itu. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ. Kuciumi daerah hitam itu. Aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Ajeng.
“Ajeng kamu udah pernah dijilatin itunya?”
“Belum…, kenapa?”.
“Mau nyoba nggak?”.
“Ajeng mengangguk perlahan”
Cerita Sex Pantai Membara – Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Ajeng yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana. Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Ajeng.
“sstt… Aahh!!!” Aku terus beroperasi di situ
“aahh…, Mas Dimas…, gila nikmat bener…, Gila…, saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini…, aahh…, saya nggak tahan nih…, udah deh…”
Cerita Sex Pantai Membara – Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa kuduga ia mendorongku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya membuka sabuk yang kupakai, lalu membuka zipper jins hitamku. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan Penisku yang besar dan melengkung kedalam mulutnya.
“aahh…” Lenguhku
Kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. Namun karena dia mungkin belum biasa, giginya beberapa kali menyakiti penisku.
“Aduh Ajeng, jangan kena gigi dong…, Sakit. Nanti lecet…”
Cerita Sex Pantai Membara – Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.
“Ohk!.., aduh Mas Dimas, cuma bisa masuk seperempat…”
“Ya udah Ajeng, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”
Cerita Sex Pantai Membara – Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Lalu ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mulai lembab dan agak basah. Lalu kupegang Penisku, aku arahkan ke Memeknya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, kutekan lagi agak perlahan, kurasakan sulitnya kemaluanku menembus Memeknya. Kudorong lagi perlahan, kuperhatikan wajah Ajeng dengan matanya yang tertutup rapat, ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah.
“sstt…, aahh…, Mas Dimas, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih…”
Cerita Sex Pantai Membara – Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus Penisku ke dalam Memek Ajeng, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan Penisku ke Memeknya. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan, aku dorong Penisku agak keras. Terdengar suara aneh. Aku lihat ke arah Penisku dan kemaluan Ajeng, tampak olehku Penisku baru setengah terbenam kedalam Memeknya. Ajeng tersentak kaget.
“Aduh Mas Dimas, suara apaan tuh?”
“Nggak apa-apa, sakit nggak?”
“Sedikit…”
“Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok…”
Cerita Sex Pantai Membara – Dan kurasakan Memek Ajeng sudah mulai basah dan agak hangat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Ajeng sudah mulai keluar, dan siap untuk penetrasi. Akhirnya aku desakkan Penisku dengan cepat dan tiba-tiba agar Ajeng tidak sempat merasakan sakit, dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Ajeng seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. “sshh…, sshh…”
Cerita Sex Pantai Membara – Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kutekan lagi Penisku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, kuperhatikan Penisku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam Memek Ajeng. Aku coba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok…, kesimpulannya, Penisku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam Memek Ajeng. Dan Ajeng pun merasakannya.
“Aduh Mas Dimas, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh…, barangmu gede banget sih Mas Dimas…”
Cerita Sex Pantai Membara – Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kurasakan betapa nikmat rasanya kemaluan Ajeng, ternyata Memek Ajeng masih sempit, walaupun bukan lagi seorang perawan. Ini mungkin karena ukuran Penisku yang menurut Ajeng besar, panjang dan kekar. Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur, perlahan tapi pasti, dan Ajeng pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoyang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang ke kiri, Ajeng goyang ke kanan, bila kutekan pantatku Ajeng pun menekan pantatnya.
Cerita Sex Pantai Membara – Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar Penisku untuk Ajeng, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Ajeng merenggut rambutku, sesekali kurasakan tangannya mendekapku dengan erat. Tubuh kami berkeringat dengan sedemikian rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami sedang merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat.
“Aahh Mas Dimas…, agak cepet lagi sedikit goyangnya…, saya kayaknya udah mau keluar nih…”
Cerita Sex Pantai Membara – Ajeng mengangkat kakinya tinggi, melingkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian semakin erat…, semakin erat…, tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencakar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingaku sebelah kanan, lalu terdengar jeritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku.
“Mas Dimas…, aahh…, mmhhaahh…, Aahh…” Dia kelojotan. Kurasakan Memeknya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit Penisku.
“aahh…, gila…, Ini nikmat sekali…” Teriakku.
Baru kurasakan sekali ini Memek bisa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih cepat lagi keatas kebawah dan, Tubuhku mengejang.
“Mas Dimas…, cabut…, keluarin di luar…”
Dengan cepat kucabut Penisku lalu sedetik kemudian kurasakan kenikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan.
“aahh…, ahh…” Aku mengerang.
“Ngghh…, ngghh..”
Cerita Sex Pantai Membara – Aku pegang Penisku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari Penisku. Chrootth…, chrootthh…, crothh…, craatthh…, sebagian menyemprot wajah Ajeng, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya. Kami terkulai lemas berdua, sambil berpelukan.
“Mas Dimas…, nikmat banget main sama kamu, rasanya beda sama kalo saya gituan sama Ipet. Enakan sama kamu. Kalau sama Ipet, saya tidak pernah orgasme, tapi baru sekali disetubuhi kamu, saya bisa sampai, barang kali karena barang kamu yang gede banget ya?” Katanya sambil membelai batangku yang masih tegang, namun tidak sekeras tadi.
“Saya nggak bakal lupa deh sama malam ini, saya akan inget terus malem ini, jadi kenangan manis saya”
“Iya Ajeng, saya juga, saya nggak bakal lupa” Aku hanya tersenyum dengan lelah dan berkata.
Cerita Sex Pantai Membara – Kami pun setelah itu menuju kostku, kembali memadu cinta. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Dan berjanji untuk bertemu lagi lain waktu.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,